Take a photo of a barcode or cover
A review by virishin
Kelas Super by Shandy Tan
3.0
⭐3.5/5
Ada masalah apa narator dengan peti mati? Wkwk istilah ini diulang terus.
Genre sekolahan, masih cocok dibaca untuk yang diumur 18 tahun ke bawah.
Terbitan lama, 2010, jadi aku maklum kalo banyak pembahasan dan pemikiran yang udah beda dari zaman sekarang. Misalnya pemahaman tentang hidup manusia yang putih atau hitam. Seakan2 manusia haruslah baik dan menjadi putih aja, yang jahat akan selalu hitam. Tentunya seiring perkembangan zaman pemahaman ini sudah tergantikan dengan memahami kalo manusia itu kompleks, gak selalu semuanya putih atau semuanya hitam.
Karena itu, pembaca selama baca buku ini harus tetap memilah mana informasi yang valid untuk tetap diserap atau perlu dipilah lagi.
Contohnya untuk beberapa informasi informatif bergaya text-book yang ngingetin aku akan materi2 ala buku paket, sebenernya tujuannya baik kan untuk menggurui pembaca, jadi ada yang bisa dipelajari dari itu. Sayangnya, menurutku penempatan informasi itu terlalu dipaksakan. Gak melulu kok segala ilmu harus diselipkan di beberapa adegan di dalam cerita.
Mungkin maunya seperti judul ini sendiri, Kelas Super, berniat untuk nunjukin kesuperan dari cerita tentang sekolah dengan ngasi banyak pengetahuan yang beraneka macam. Tapi jatuhnya malah menghakimi, karena ya itu tadi, konsep narasi terlalu hitam/putih, bukannya abu-abu. Aku kalo baca pas sekolah dulu sih tetep bakal membangkang ya kalo baca ini, seakan dipaksa banget buat jadi baik. Padahal kadar kebaikan gak bisa diukur.
Tapi aku acungi jempol karena penulis berhasil ngasi tensi dalam setiap adegan. Kerasa kok bikin keselnya. Tapi ya itu tadi, saking banyaknya naruh wejangan2 sampe bosen juga bacanya.
Intinya, masih tetep bisa dibaca dan dinikmati. Mungkin masalah beda zaman aja~✌
Ada masalah apa narator dengan peti mati? Wkwk istilah ini diulang terus.
Genre sekolahan, masih cocok dibaca untuk yang diumur 18 tahun ke bawah.
Terbitan lama, 2010, jadi aku maklum kalo banyak pembahasan dan pemikiran yang udah beda dari zaman sekarang. Misalnya pemahaman tentang hidup manusia yang putih atau hitam. Seakan2 manusia haruslah baik dan menjadi putih aja, yang jahat akan selalu hitam. Tentunya seiring perkembangan zaman pemahaman ini sudah tergantikan dengan memahami kalo manusia itu kompleks, gak selalu semuanya putih atau semuanya hitam.
Karena itu, pembaca selama baca buku ini harus tetap memilah mana informasi yang valid untuk tetap diserap atau perlu dipilah lagi.
Contohnya untuk beberapa informasi informatif bergaya text-book yang ngingetin aku akan materi2 ala buku paket, sebenernya tujuannya baik kan untuk menggurui pembaca, jadi ada yang bisa dipelajari dari itu. Sayangnya, menurutku penempatan informasi itu terlalu dipaksakan. Gak melulu kok segala ilmu harus diselipkan di beberapa adegan di dalam cerita.
Mungkin maunya seperti judul ini sendiri, Kelas Super, berniat untuk nunjukin kesuperan dari cerita tentang sekolah dengan ngasi banyak pengetahuan yang beraneka macam. Tapi jatuhnya malah menghakimi, karena ya itu tadi, konsep narasi terlalu hitam/putih, bukannya abu-abu. Aku kalo baca pas sekolah dulu sih tetep bakal membangkang ya kalo baca ini, seakan dipaksa banget buat jadi baik. Padahal kadar kebaikan gak bisa diukur.
Tapi aku acungi jempol karena penulis berhasil ngasi tensi dalam setiap adegan. Kerasa kok bikin keselnya. Tapi ya itu tadi, saking banyaknya naruh wejangan2 sampe bosen juga bacanya.
Intinya, masih tetep bisa dibaca dan dinikmati. Mungkin masalah beda zaman aja~✌