A review by blackferrum
Mereka Bilang Aku Kemlinthi by Hanifa Vidya

emotional funny informative inspiring lighthearted reflective relaxing fast-paced
  • Plot- or character-driven? Character
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

5.0

Akhir-akhir ini sering nemu buku bagus. Jadi takut nanti kalau ketemu yang kurang nendang mood malah langsung anjlok :((( tapi serius, buku ini BAGUS BANGET!!!

Srikandi berasal dari kampung yang masih menganut prinsip cewek itu kodratnya M3 (macak, manak, masak). Dia ogah menikah setelah lulus SMA, walaupun ibunya kerap mendorong secara halus dan teman-temannya sudah punya rencana menikah dengan pria impian masing-masing. Bagi Sri, kuliah lebih penting. Harusnya orang-orang di kampung ini mementingkan kuliah ketimbang menikah. Lebih bisa mengangkat derajat juga, tho. Jadi yah beginilah Sri dipanggil Kemlinthi alias sombong, sok, you name it.

Istilahnya, orang udah miskin kok bisa mikir mau sekolah lagi. Buang-buang duit aja!

Pertemuannya dengan dua dokter yang kebetulan mampir ke desa, membuat jalan Sri untuk melanjutkan cita-cita terbuka lebar. Sri harus rela tinggal di ibu kota, jauh dari Ibuk dan Arjuna, demi mencapai goal-nya untuk kuliah. Harusnya semua lancar, sampai anak-anak di sekolah menganggapnya lucu karena cara berbicara Sri yang medok abis! Sri jadi sedih dan berpikir apa sebaiknya balik saja ke kampung, tapi itu berarti menghancurkan impiannya.

Banyak banget yang dibahas di buku ini. Meskipun ada tag "romance novel", tapi isinya tuh kompleks. Masalah anak remaja pada umumnya; pencarian jati diri. Walaupun Sri udah dapat kesempatan, tapi dia nggak lantas bisa memutuskan buat melenggang bebas gitu aja. Sri bimbang dia mau jadi apa dan dia bakatnya apa.

Terus ada juga verbal bullying yang walaupun nggak terlalu graphic, tapi tetep aja bikin sedih. Efek bullying seserius itu. Apalagi korban cenderung menutup diri dan nggak percaya lagi ke orang-orang sekitar. Dipikirnya ya sama aja ngapain mendadak mengajak berteman. Adegan berantemnya Sri sama Claudia itu mood banget sih, asli. Cute para remaja naif nan polos ini :)))

Komedinya aduh, lucunya bener-bener nyampe sampe ujung. Mungkin karena paham sama konteks yang dimaksud dan aku serumpun dengan Sri, jadi lucunya berasa maksimal. Bayangin dia ngomong medok begitu mana pede banget lagi. Polosnya nggak ketulungan. Atuhlah, Liam Bhorgini :((( jokes "Sumber Kencono AC tarip biasa" itu juga lucu banget, sih.

Interaksi antara Liam, Sri, dan Hansel itu seru, sih. Cuteee banget, aku suka!

Meskipun latarnya di Jakarta, penggambaran metropolitannya nggak ikutan ndeso. Sori sebelumnya, beberapa penulis kurang bisa menggambarkan latar Jakarta dengan apa ya istilahnya, maksimal begitu. Buku ini lain cerita. Aku nggak tahu apakah penulisnya riset dari pengalaman pribadi atau hanya bertanya (dan/atau membaca) buat menguatkan hal ini, tapi hasil akhirnya keren!

Penyelesaiannya oke sih menurutku, nggak ada yang janggal. Duh, selama baca ini mood banget asli. Bacanya bisa cepet banget saking serunya! Rekomendasi bagi pencinta atau yang lagi cari bacaan ringan dengan karakter yang Jawa medok banget (udah medok, banget pula) dengan bumbu romance yang cute.

Bakal aku masukin ke daftar yang mesti dikoleksi fisiknya sih, buku ini. Suka banget! <3